Sandwich Generation | Mengupas Fenomena Sandwich Generation

Posted by Louis Priscilla

Sandwich Generation | Mengupas Fenomena Sandwich Generation – Anda pasti tidak asing lagi mendengar sandwich generation karena frasa ini cukup sering dibicarakan dalam wacana sosial modern. Kata sandwich generation ini menggambarkan orang-orang yang kondisinya terjepit di antara dua tanggung jawab yang besar yaitu merawat orang tuanya dan saudaranya, tapi di sisi lain ada kebutuhan pribadi yang juga perlu dicukupi untuk bertahan hidup. 

 

Seperti yang Anda tahu, sandwich sendiri adalah roti lapis yang menjepit isian roti tersebut. Sandwich generation juga sama, mereka diapit oleh generasi sebelumnya yang sama-sama membutuhkan perhatian dan dukungan. Dari perspektif di atas, istilah sandwich ini membawa konotasi yang yang mencerminkan pengalaman mereka yang kompleks dan bagaimana generasi ini mengelola beban ganda tersebut. Generasi ini sering membawa beban dan tekanan yang besar baik dalam fisik, emosional, dan finansial. Tak heran jika sandwich generation sering mengalami stres, depresi, dan kurang percaya diri karena beban-beban tersebut. 

 

Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi oleh sandwich generation, kesejahteraan mental dan fisik remaja, dan solusi yang bisa dilakukan untuk membantu generasi ini mengelola peran ganda ini.

 

Baca juga: Rekomendasi Novel Terjemahan untuk Healing

  1. Mengenal Lebih Dalam Mengenai Sandwich Generation

Sandwich generation ini umumnya terjadi pada individu yang produktif atau berusia sekitar 25 hingga 50 tahun. Di saat usia mereka yang memiliki fisik kuat dan pekerjaan yang mapan, mereka harus membagi penghasilan dan sumber dayanya antara generasi sebelumnya yaitu orang-orang tua dan generasi selanjutnya yaitu anak-anak sampai remaja. Hal ini dikarenakan usia mereka yang tidak produktif dan hanya bisa bergantung pada generasi yang sedang produktif, sehingga generasi tersebut menjadi sandwich generation karena menanggung beban yang sangat banyak dalam kehidupan mereka. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1980-an, tapi dengan semakin menyebarnya globalisasi, tantangan-tantangan seperti finansial mulai terasa hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

  1. Tantangan yang Dihadapi oleh Sandwich Generation

 

  1. Tanggung Jawab Ganda

Seperti namanya yaitu sandwich, generasi ini harus menanggung tanggung jawab ganda dalam memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan finansial dari kedua generasi, ditambah lagi dengan kebutuhan pribadinya. Di sisi lain generasi ini harus merawat anak-anak kecil yang memerlukan bimbingan dan perhatian sementara orang-orang tua yang membutuhkan perawatan medis dan kebutuhan sehari-hari juga perlu diperhatikan juga. Dua generasi ini sama-sama membutuhkan finansial dan fisik yang kuat sehingga mau tidak mau sandwich generation ini harus mengorbankan keperluan mereka sendiri untuk mencukupi kebutuhan generasi lain dalam keluarganya. 

  1. Stres dan Kelelahan Emosional 

Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi dan jarang sekali orang yang bisa memahami perasaan sandwich generation ini, tidak bisa dipungkiri generasi ini sering mengalami stres yang tinggi dan depresi. Bagaimana tidak, jika semua penghasilan mereka dihabiskan untuk keperluan untuk orang lain dan kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi. Bahkan di beberapa kasus, jika generasi ini tidak bisa mencapai harapan ekspektasi keluarganya, tuduhan dan tuntutan pasti diterima oleh sandwich generation ini sehingga menimbulkan rasa bersalah dan akhirnya berujung pada depresi.

  1. Kesulitan Finansial

Aspek finansial juga menjadi tantangan yang harus dihadapi sandwich generation. Adanya kebutuhan pendidikan anak, perawatan medis untuk orang tua, kebutuhan sandang, pangan, dan papan membutuhkan finansial yang tidak sedikit. Apalagi jika generasi ini sedang membangun karir dan ingin fokus kepada dirinya sendiri, pengeluaran akan terus meningkat sehingga menimbulkan ketidakstabilan finansial.

  1. Dampak Jangka Panjang Fenomena Sandwich Generation

 

  • Krisis Identitas

Sandwich generation yang terlalu fokus pada orang lain secara berlebihan sering mengabaikan kebutuhan dan aspirasi pribadi mereka. Perasaan ini mengakibatkan hilangnya identitas individu tersebut. Generasi ini tidak bisa mengeksplor keinginannya sendiri dan tidak merasa menjadi pribadi yang utuh melainkan sebagai pengasuh dari 2 generasi ini. Hal inilah yang menyebabkan krisisnya identitas sandwich generation dan ketidakpuasan hidup secara umum.

  • Dinamika Hubungan Keluarga yang Rumit

Keluarga memiliki ekspektasi tinggi kepada sandwich generation karena hanya mereka satu-satunya yang berpenghasilan. Jika generasi ini tidak bisa memenuhi ekspektasi ini, maka ada perselisihan dan ketegangan dalam hubungan, baik dengan anak-anak maupun orang tua. Perselisihan-perselisihan ini akan terus menumpuk konflik yang berpotensi merusak hubungan keluarga. Selain itu, sandwich generation tidak bisa menikmati hidup seperti orang lain pada umumnya. kurangnya waktu untuk bersosialisasi membuat generasi ini merasa terasingkan dari teman-teman dan komunitas mereka. Lama-kelamaan jaringan sosial untuk kesejahteraan emosional menjadi menurun.

 

  • Pengaruh Terhadap Generasi Berikutnya

Anak-anak dari sandwich generation akan melihat orang tuanya yang merawat dua generasi dalam kehidupan mereka, sehingga kemungkinan besar mereka akan mengulangi pola yang sama dan menghadapi tantangan yang sama atau bahkan lebih berat dari generasi sebelumnya karena perubahan sosial, politik, dan ekonomi di masa depan. Siklus ini seperti lingkaran setan yang terus berputar dan bisa mengakibatkan rusaknya mental bagi generasi mendatang apalagi jika mereka tidak diberikan keterampilan atau dukungan yang tepat.

  1. Strategi dan Solusi untuk Mendukung Sandwich Generation

Tentunya jika Anda menemukan kasus sandwich generation atau bahkan Anda sendiri adalah salah satu korbannya. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu Anda:

  1. Mencari Dukungan Sosial

Mencari dukungan teman, keluarga, atau kelompok komunitas bisa membantu sandwich generation. Anda bisa berbagi cerita dan perasaan Anda dengan orang yang lain yang berada dalam situasi yang serupa bisa menciptakan kenyamanan dan salah satu solusi praktis yang bisa Anda terapkan. Anda tidak perlu memendam perasaan Anda dan dukungan ini bisa menjadi kekuatan bagi Anda untuk terus melanjutkan kehidupan. Selain itu, Anda bisa saling membantu dengan teman Anda dan setidaknya ada seseorang yang berada di pihak Anda dan mengingatkan Anda bahwa Anda tidak sendiri.

  1. Mengelola Waktu dengan Baik

Pengelolaan waktu yang efektif akan menjadi kunci penting bagi Anda. Anda bisa membuat jadwal prioritas sehingga dapat menghindari perasaan kewalahan. Selain itu, Anda bisa meluangkan waktu Anda untuk diri Anda sendiri sebagai reward kerja keras Anda selama ini. Jadi, jika Anda bisa mengelola waktu yang baik, Anda memiliki waktu untuk Anda menikmati kerja keras Anda seperti healing, hang out, dan lain sebagainya.

  1. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik

Meluangkan waktu untuk istirahat juga sangat penting. Kegiatan seperti olahraga, meditasi, melakukan hobi bisa meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi stres. Jangan lupa juga untuk menjaga pola makan yang sehat dan tidur yang cukup agar fisik Anda juga tetap dalam kondisi prima.

  1. Kebijakan Pemerintah dan Perusahaan

Pemerintah dan perusahaan juga perlu ikut andil dalam mengurangi dampak buruk dari sandwich generation. Kebijakan seperti menyediakan cuti keluarga, program kesehatan mental, gaji yang sesuai, dan waktu kerja yang tidak berlebihan bisa membantu mengurangi beban sandwich generation.

 

Sandwich generation adalah salah satu fenomena sosial yang sudah diketahui oleh masyarakat umum. Tantangan mereka yang kompleks dan beragam, sehingga dukungan bagi sandwich generation akan sangat dibutuhkan oleh mereka. Penting bagi masyarakat dan pemerintah memperhatikan generasi sandwich ini agar tidak merasa terjebak dalam beban tanggung jawab yang sangat berat, tetapi merasa didukung dan diperlakukan dengan layak seperti orang lain pada umumnya.


Simak juga: Ingin Nonton Anime untuk Healing tapi Nggak Paham Bahasanya?

Ingin Bersantai tapi Terhalang Bahasa?

Merasa lelah mengurus keluarga dan pekerjaan? sebagai sandwich generation tidak akan menjadi masalah jika Anda ingin menikmati waktu Anda sendiri di balik kesibukan Anda bekerja keras untuk 2 generasi. Menonton film atau berlibur adalah salah caru yang tepat untuk Anda healing. Jika Anda merasa bosan dengan film atau wisata lokal, Anda bisa mencoba hal baru dari luar negeri. Tidak perlu takut dengan bahasa, Translation Transfer menyediakan layanan penerjemah yang tepercaya untuk menghubungkan Anda ke luar negeri. Yuk, pesam sekarang dan nikmati momen healing Anda!" 

 

Hubungi kami:

WhatsApp admin @translationtransfer: +(62) 85 666 714 75

Website @translationtransfer: https://translationtransfer.com/ 

Email: admin@translationtransfer.com

We are professional & experienced language service agency